Makalah Ilmu Budaya Dasar

BAB  I
Pendahuluan
1.1.Latar belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah, di ciptakan dari tanah liat. Tugas manusia di dunia ini hanya untuk beribadah ( beruat baik) untuk dirinya dan orang lain, sebagai mana diterangkan dalam QS ……… :
 وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُون, وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ  .
Artinya : ”sungguh kami (Allah) menciptakan manusia itu dari tanahliat kering ( yang berasal) dari lumpur hitam, yang di beri bentuk.dan kami ciptakan jin sebelum itu dari api yang sangat panas”. (Q.S Al-hijr : 26-27)
 Allah menjadikan manusia di muka bumi ini sebagai khalifah, yaitu pemimpin untuk dirinya, keluarga, tetangga, bangsa dan Negara.  Mengatur memanfaatkan menjaga alam semesta ini. Manusia di beri hak dan keawajiban sebagai mahluk ciptaan Allah SWT.
Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, manusia membutuhkan orang lain. Sekecil apapun urusan manusia pasti akan membutuhkan teman hidup baik itu saudara, orang tua, ataupun tetangga. Oleh karena itu manusia adalah mahluk sosial. Setiap manusia akan mempunyai cita-cita, keinginan, sesuatu hal yang dianggap mereka lebih baik atau menyenangkan untuk kehidupannya. Tapi untuk meraih semua itu di perlukan usaha do’a dan kesabaran.
Dalam perjalanan memperkerjakan usaha pasti akan ada halang rintangan yang menjadi tantangan untuk menggapai suatu tujuan yang sukses, dalam tantangan tersebut tak sedikit orang menjadi dilema atau gelisah menghadapi tatangan terebut.
1.2  Rumusan masalah
·         Apa arti manusia?
·         Untuk apa manusia di ciptakan?
·         Devinisi gelisah!
·         Kaitan manusia dengan kegelisahan
·         Dampak dari terjadinya kegelisahan, di pnadang dari segi psikologi, dan agama.
1.3 landasan
“ Tuhan tidak akan merubah suatu kaum, melainkan kaum tersebut yang  merubahnya "





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Di terangkan dalam Al-qur’an bahwa manusia di ciptkan dari segumpal darah, yang berasal dari sel telur dan sel sperma yang membuahi dan tumbuh menjadi segumpal darah, kemudian menjadi gumpalan daging, dalam waktu empat bulan Allah memasukan ruh. Disini lah di tetapkan takdir dan kodar manusia. Setelah Sembilan bulan sepuluh hari dalam keterangan,  maka lahirlah ke dunia.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."  (QS. Al-baqorah : 30)
Bayi yang lahir kedunia tidak mengerti apa-apa dan tidak membawa apa-apa,dan dalam keadaan tidak berdaya. Mereka hanya menangis, untuk menolong dirinya sendiri pun tidak mampu. Ini mencerminkan bahwa manusia makhluk lemah, akan tetapi Allah memberikan sesuatu yang lebih kepada manusia yaitu akal. Dan Tuhan tidak memberikannya kepada malaikat, jin, hewan bahkan syetan sekalipun. karena manusia adalah mahluk yang paling mulia di antara ciptaan Allah SWT.
Allah tidak semata-mata memuliakan manusia hanya dengan wujudnya, akan tetapi Allah memuliakan manusia dengan beberapa kewajiban yaitu sebagai mana dalam Al-qur’an  Allah telah menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia menjadi Hamba Allah yang pandai mengabdi (ibadah) kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:
٥٦. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” ( QS. adzariyat : 56  )
Karena fitrahnya manusia adalah mengabdi (ibadah) kepada Allah SWT, maka manusia dengan struktur jasmani dan rohaninya pasti bisa mengabdi (ibadah) kepada Allah. Fitrah merupakan ketetapan Allah yang tertanam dihati manusia sejak awal penciptaannya, kecendrungan alami yang keberadaannya menyerupai sebuah kontrol lembut yang mengendalikan berbagai warna perasaan manusia yang menjadi sumber utama dorongan untuk berfikir.
2.2 Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya selalu  merasa  khawatir, tidak  tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang  dalam  tingkah  lakunya  tidak  sabar  ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan juga dapat diartikan dimana hati dan pikiran tidak selaras atau tidak satu tujuan karena memikirkan suatu hal yang menyebabkan perasaan tidak fokus bahkan mengganggu fikiran.
Kegelisahan  hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut mukanya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkan kepalanya. Memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya. Duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran, ataupun ketakutan. Definisi kegelisahan dapat di sebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang di inginkannya tidak tercapai.
2.3  Kegelisahan menurut pandangan islam
Kegelisahan menurut islam adalah penyakit hati, yang mana penyakit hati ini harus segera di obati, karena dapat merambat ke tauhid dan aqidah. Efek samping sangat berbahaya tak sedikit orang yang karna kegelisahan banyak menjadi pemabuk, pemalas, dan sebagainya dengan dalih untuk menengkan kepenatan atau kegelisahan.
Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambanya, di atas kemampuanya, sebagai mana Firman Alloh AWT.
لَايُكَلِّفُاللَّهُنَفْسًاإِلَّاوُسْعَهَا
Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al Baqarah: 286)

Dan kebaikan selalu menentramkan jiwa dan kejelekan selalu menggelisahkan jiwa.itulah realita yang ada pada manusia. Dari cucu rosulloh sholalohu ‘alaihi wa salam,      al-hasan bin ‘ali, nabi sholalohu ‘alaihi wa salam ber sabda:
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Artinya "tinggalkan lah yang meragukanmu dan beralihlah pada apa yang tidak meragukanmu.sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa,sedangkan dusta(menipu) akan menggelisahkan jiwa"

Jadi kebaikan selalu mendatangkan ketengan sadangkan kejelekan akan selalu mendatangkan kegelisahan. Dalam hadis lain Nabi Muhammad SAW menerangkan yang artinya ”kebaikan adalah dengan berahlak yang mulia. Sedangkan kejelekan atau dosa adalah ssuatu yang menggelisahkan jiwa, ketika kejelekan tersebut di lakukan, tentu angkau tidak suka nampak di tengah0tengah manusia
            An Nawawi rohimahumuloh menjelaskan “ dosa selalu menggeliashkan dan tidak menenangkan bagi jiwa. Di hatipun akan tanpak tidak tenang dan akan selalu kwatir akan dosa” Sampai-sampai jika seseorang dalam keadan bingung, Nabi Muhammad SAW, memerintahkan menanyakan oada hatinya, apakah perbuatan tersebut termasuk ataukah tidak. Ini terjadi tat kala hati dalam keadaan gundah/galao dan belum menemukan bagai manakah hukum suatu masalah.
Beliau SAW, pernah menasehatkan pada shabat wa bisah
 اسْتَفْتِ نَفْسَكَ ، اسْتَفْتِ قَلْبَكَ يَا وَابِصَةُ – ثَلاَثاً – الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ ،
Artinya “mintalah fatwa pada jiwamu. Mintalah fatwa  pada hatimu (beliau mengatakanya sampai tiga kali) kebaikan adalah suatu yang menenangkan jiwa dan menetramkan hati. Sedangkan kejelekan atau dosa selalu menggelisahkan jiwa  dan menggoncangkan hati
            Ibnu rajab Al-Hambali ra. menjelaskan “ hadis wabishoh tadi yang semakn dengannya menunjukan agar kita selalu merujuk pada hati ketika selalu merujuk pada hati, ketika ada sesuatu yang merasa ragu. Jika jiwa dan hati begitu tenang itu adalah suatu kebaikan dan halal namu jika hati dalam keadan gelisah, maka itu berarti termasuk dosa atau keharaman”
Ingatlah bahawa sanya hadis wabishoh dimaksudkan untuk perbuatan yang belum jelas baik atau buruknya, termasuk dosa ataukah bukan sedangkan jika sesuatu sudah jelas baik dan buruknya maka tidak perlu merujuk lagi ke hati.
            Demkianlah yang namanya dosa selalu menggelisahkan jiwa membuat hidup tidak tenang jika seseorang mencuri, menipu, berbuat kecurangan, korupsi, melakukan dosa besar bahkan melakukan suatu kesyirikan, jiwanya sungguh sulit untuk tenang.
 Lantas bagaimana jika ada yang melakukan dosa malah hatinya begitu tentram-tentram saja?
                        Jawab : bukan perbuatan dosa atau maksiat di benarkan. Yang benar adalah itulah keadaan hati yang penuh kekotoran yang telah tertutupi dengan noda hitam karna tidak kunjung berhenti dari maksiat
            Jika hati terus tertutupi oleh maksiat maka sungguh sulit mendapatkan petunjuk dan melakukan kebaikan ibnu qoyim ra. mengatakan jika hati sudah semakin gelap maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran
 اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
Artinya : “ ya alloh aku mohon kepadamu antuk mudah melakuakn berbagai kebajikan dan meninggalkan bebagai kemungkaran
2. 4  Tiga Macam Kegelisahan (Kecemasan) Yang Menimpa Manusia
Sigmeund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif),kecemasan neurotic dan kecemasan moril.
2.4.1 Kecemasaan Objektif

Kecemasan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar
. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk  kencelakakannya, pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu dilingkungannya.
Sebagai contoh, jika seorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.
2.4.2 Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjaid.
2.4.3 Kecemasaan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurang percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik maka dalam pergaulannya ia terbatas,kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan sehingga kawan kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril.
2.5       Sebab-sebab Orang Gelisah
2.5.1 Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu dalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang lai, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi terasingkan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
2.5.2  Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian. Karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya. Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari kesepian, yaitu :
Faktor Psikologis Existential Loneliness Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
Pengalaman traumatis hilangnya orang-orang terdekat, Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
Kurangnya dukungan dari orang lain, Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.
2.5.3        Adanya masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

2.5.4        Kurangnya rasa percaya diri
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
2.5.5        Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
2.5.6        Ketakutan untuk menanggung resiko sosial
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedepan
2.5.7        Takut dikenal orang lain
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
2.5.8        Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan social
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.


2.5.9        Kehidupan di rumah
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.
2.5.10    Perubahan pola-pola dalam keluarga
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
2.5.11    Pindah tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
2.5.12    Terlalu besarnya suatu organisasi
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
2.5.13    Desain arsitektur bangunan
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas. Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :
1.    Interpersonal Problems
Hal ini disebabkan karena subjek kehilangan orang-orang terdekatnya atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
2.    Social Shock
Masalah-masalah sosial seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
3.    Culture Shock
Setiap kebutuhan memiliki ciri-ciri khas masing-masing. Ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
4.    Cosmic Problems
Hal ini berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang dijalaninya.
5.    Psychological Problems
Masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.
2.6  Ketidakpastian
 Kegelisahan juga dapat diartikan sebagai ketidakpastian,sebagai contoh: Ketidakpastian tentang lulus atau tidak lulus dalam ujian Sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya.
Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang,termasuk filosofifisikastatistikaekonomikakeuanganasuransipsikologisosiologiteknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan  hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.
Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok hujan, maka Anda mengalami ketidakpastian. Bila Anda menerapkan kemungkinan ini pada hasil memungkinkan yang menggunakan perkiraan cuaca atau penilaian kemungkinan terkalibrasi, Anda telah memperkirakan ketidakpastian.
Penyebab ketidakpastian adalah tidak ada yang sama di dunia ini, dan juga kemampuan manusia yang terbatas untuk memastikan sesuatu hal yang ada, serta kekuasaan tiada batas yang dimiliki Allah SWT, dimana setiap manusia tidak akan mengetahui kehendak-Nya.
2.6.1 Usaha Mengatasi Ketidakpastian
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpastian yakni bersiap-siap terlebih dahulu, merencanakan segala sesuatunya dengan matang, dan juga berdo’a agar apa yang diinginkan tercapai.









KESIMPULAN

Kegelisahan berarti tidak tenteram hatinya selalu  merasa  khawatir, tidak  tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang  dalam  tingkah  lakunya  tidak  sabar  ataupun dalam kecemasan
Kegelisahan, kegundahan, kesedihan itu memengmerupakan musibah. Tapi kadang-kadang boleh di jadikan satu anugrah kenikmatan karena  mampu menjadi wadah untuk menguji keimanan dan kesabaran. Sesuai firman Allah QS Al-Anfal : 46.. “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Manusia tidak akan pernah lepas dari rasa kegelisahan karena itu sudah menjadi sifat manusiawi.


Posting Komentar untuk "Makalah Ilmu Budaya Dasar"