BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pendidikan
Jarak Jauh ( PJJ ) merupakan sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas
belajar mengajar dilaksanakan secara terpisah. Pemisahan tersebtu dapat berupa
jarak maupun keadaan / geografis suatu daerah. Dalam PJJ ( Pendidikan Jarak
Jauh) juga menggunakan bermacam metode yang dilakukan dikomunikasikan melalui
media, dengan demikian PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah
yang ditimbulkan akibat keterbatasan jarak dan lingkungan / geografis
suatu daerah. Salah satu contoh media dalam pendidikan PJJ adalah Edmodo,
dengan adanya edmodo pengajar atau siswa tidak perlu lagi datang ke tempat
belajar, tugas dan pelajaran dapat di berikan secara online.
SK
Mendiknas No.107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010 dan juga PP
66/2010, sistam PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di
Indonesia, dan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap
pendidikan.
Pada
tahun 2010, anka partisipasi kasar pendidikan tinggin di Indondesia mencapai
21.6%. suatu hasi yang menggembirakan, namun masih jauh dari pencpaain
tarnet nasional , yaitu 30 % pada tahun 2015. Dalamm PP 17/2010 pasa 118
diyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan
perluasan dan pemerataan akses pendidikan serta meningkatkan mutu
dan relevansi pendidikan. Belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi. Melalui system PJJ, setiap orang dapat
memperoleh akses pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga,
rumah, pekerjaan dan tidak kehilangan kesempatan berkarir. Sifat masal system
PJJ dalam mendistribusikan pendidikan yang terstandard dengan menggunakan
media, standarisasi campain pembelajaran , materi ajar, proses pembelajaran,
bantuan belajar dan evaluasi pembelajaran, menjadikan pendidikna berkualitas
dapat di peroleh berbagai kalangan lintas ruang dan waktu.
Media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997)
sedang kan pebelajaran adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi
antara sumber belajar dengan siswa, jadi media pembelajaran adalah sebuah
alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam sebuah
proses komunikasi atau interaksi antaa sumber belajar dengan peserta didik.
Media pembelajaran seseungguhnya sangat diperlukan dalam pjj, karena berfungsi
sebagai alat komunikasi anatara pengajar dan peserta didiknya sehingga
terbentuk suatu proses pembelajaran yang memadai. Akan tetapi, media
pembelajaran juga tak ayal menjadi sebuah penghalang/penghambat bagi peserta
didik dalam proses pjj.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1. Sebagai persyaratan untuk
melengkapi salah satu syarat penyelesaian Pendididkan Program Diploma III ( D 3
) Amik Wahana Mandiri Kerjasama dengan Seamolec.
1.2.2. Memberikan alternatif supaya bisa diperbaiki dalam pengaflikasikanya
sistem pembelajaran kelas maya pada sekolah-sekolah khususnya SMK dengan system
pembelajaran PJJ ( Pendidikan Jarak Jauh ).
1.3
Identifikasi
dan Pembatasan Masalah
Dalam penulisan
tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan dalam ruang lingkup Media dengan
KDPJJ dan untuk pengamatan atau riset sederhana
pada sebuah sekolah atau kampus dengan cara melihat potensi SDM (pengajar),
fasilitas, kondisi siswa dan media pembelajaran yang digunakan disekolah atau
kampus tersebut.
1.4
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah:
PJJ
diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat
keterbatasan jarak dan lingkungan / geografis suatu daerah. Salah satu
contoh media dalam pendidikan PJJ adalah Edmodo, dengan adanya edmodo pengajar
atau siswa tidak perlu lagi datang ke tempat belajar, tugas dan pelajaran dapat
di berikan secara online.
1.5
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan KKP
ini, pembahasan dan penganalisaannya diklasifikasikan secara sistematis ke
dalam 3 (tiga) bab yaitu:
BAB
I
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini
penulisan mengemukakan tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan
Penulisan, Ruang Lingkup, dan Sistematika Penulisan.
BAB
II :
PEMBAHASAN
ü Gambaran Umum PJJ
ü Gambaran
Umum Media
BAB
III : PENUTUP
ü Kesimpulan
ü Daftar
Pustaka
BAB
II
PEMBAHASAN
Perubahan
paradigma pendidikan dimana tadinya pembelajaran berpusat pada pengajar menjadi
berpusat pada peserta didik (Brodjonegoro, 1999) atau dari “teacher centre
menjadi student centre” terjadi dalam PJJ. Hal ini memang merupakan hal
mendasar yang menjadi pembeda antara PJJ dengan pembelajaran biasa yang
diharuskan bertatap muka langsung dengan pengajar. PJJ berhasil mengubah
paradigma pendidikan yang biasanya berpusat pada pengajar dikarenakan peserta
didik secara tidak sadar telah dilatih untuk mempelajari suatu materi sendiri.
Untuk itu, diharapkan dengan adanya PJJ ini peserta didik akan menjadi lebih
kreatif sehingga bisa menimbulkan interaksi dengan pengajar yang merupakan
salah satu syarat terjadinya pembelajaran. PJJ bukan hanya pendidikan yang
mengarahkan peserta didik untuk belajar mandiri, tetapi juga menimbulkan
inisiatif dari peserta didik sehingga interaksi dengan pengajar bisa terwujud.
Namun,
dengan tujuan menimbulkan inisiatif peserta didik, pengajar juga tidak boleh
lepas tangan begitu saja. Pengajar tetap harus mengambil peranannya sebagai
fasilitator semaksimal mungkin. Dengan adanya peserta didik yang tidak
mempunyai inisiatif hendaknya pengajar bisa mengambil langkah tepat untuk
berinteraksi dengan peserta didik tersebut sehingga peserta didik pun tidak
merasa ditinggalkan. Dikarenakan interaksi yang merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia maka pengajar tidak boleh hanya memberikan materi dan ujian
saja, melainkan dia juga harus berinteraksi dengan peserta didik.
2.1 Gambaran Umum PJJ
PJJ sendiri adalah sekumpulan metode pengajaran
dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik. Pemisahan dapat
pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat
tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajar
dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Selain itu dalam PJJ juga
menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media.
Dengan demikian PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang
ditimbulkan akibat keterbatasan dosen yang berkualitas. Pada sistem pendidikan
ini dosen dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang
sama.
PJJ kini menjadi model baru dalam
alternatif pembelajaran di banyak perguruan tinggi, bukan saja di negara-negara
ASEAN, tetapi juga di dunia. Alasannya, model ini bisa dipakai sebagai
instrumen kebijakan mengatasi masalah pemerataan pendidikan, di samping juga
efektif dan efisien, relatif murah biayanya, dan fasilitas pendukungnya juga
semakin tersedia dan terjangkau. (Soekartawi, 2006).
Tentunya pendidikan jarak jauh ini tidak akan berhasil jika
tidak didukung oleh tiga aspek. Pertama adalah peserta didik dalam pendidikan
jarak jauh. Tentunya suatu sistem pendidikan tidak akan berjalan jika tidak ada
aspek yang pertama ini. Siapa yang akan menjadi peserta didik kalau dalam suatu
sistem pendidikan itu sendiri tidak memiliki siswanya? Maka ini peserta didik
adalah aspek pertama yang penting sebagai suksesor sistem PJJ itu sendiri.
Kedua adalah tenaga ajar yang sama pentingnya dengan peserta didik. Memang
punya peran berbeda tetapi keduanya adalah simbiosis mutualisme yang akan
menguntungkan mereka berdua. Peserta didik dapat pengalaman ilmu dari tenaga
ajar, sedangkan tenaga ajar berhasil menyampaikan ilmu yang mereka kuasai.
Aspek yang terakhir adalah media, tentu harus ada media yang menyatukan mereka
menjadi komunikasi timbal balik.
2.1.1
Perkembangan
yang menjadi awal dari perkembangan pendidikan jarak jauh antara lain:
2.1.1.1 Generasi
Pertama, Model korespondensi
Bahan Cetak
2.1.1.2 Generasi Kedua,
Model Multi Media
Cetak
Kaset
Video
Rekaman
Pembelajaran
berbasis komputer
Video Interaktif
(VCD, DVD, dll )
2.1.1.3 Generasi Ketiga
, Model Pendidikan jarak Jauh
Telekonfrensi
melalui audio
Konfrensi
melalui video
Siaran
Televisi/Radio
2.1.1.4 Generasi
Keempat , Model Pembelajaran Fleksibel
Multimedia
interaktif
Akses
internet
Komunikasi
bermedia Komputer
2.1.1.5 Generasi
Kelima, Model E-Learning
Web-based
courses (multimedia terintegrasi)
Komunikasi
yang dimediasikan komputer
2.1.1.6 Generasi
keenam, Model Pembelajaran Bergerak (mobile)
Koneksi
NIrkabel
Akses
internet melalui www (World Wide Web)
Palm
e-learning (sms, hp/komunikator, personal data assistant)
2.1.2
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempuh PJJ adalah:
2.1.2.1 Interaksi, baik dengan para dosen, bahan pembelajaran,
atau pun lingkungan sekitar.
2.1.2.2 Keaktifan, kemauan yang tinggi untuk mengikuti, dan
mempelajari materi pembelajaran, mencari bahan pembelajaran, karena dalam
Pendidikan Jarak Jauh ada keterpisahan antara dosen dan peserta didik, dan yang
paling utama adalah;
2.1.2.3 Menjadikan setiap pembelajaran merupakan hal yang
menyenangkan.
2.1.3
Permasalahlan
yang sering muncul dalam pendidikan jarak jauh adalah:
2.1.3.1
Pemerataan Pendidikan
Pelaksanaan
pendidikan yang merata adalah
pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh
pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan
keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan
nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama
unutk memperoleh pendidikan. Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena
kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Permasalahan
pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan
sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan.
Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya
dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat
mempermainkan program yang dijalankan ini. Bukti nyatanya masih terjadi
kesenjangan pemerataan pendidikan adalah banyaknya tempat belajar yang dinilai
kurang layak, dan masalah ini juga sangat mengganggu berkembangnya IPTEK.
Padahal kemungkinan IPTEK menjadi salah satu solusi permasalahan ini sangat
besar, seperti diadakannya PJJ. Bagaimana PJJ dapat berjalan jika fasilitas
yang diberikan tidak memadai bahkan belum ada fasilitas yang mendukung adanya
PJJ. Dengan PJJ, pelajar dapat
mendapatkan ilmu atau pendidikan yang berkualitas walaupun berada di tempat
yang jauh.
2.1.3.2
Mutu dan Relevansi Pendidikan
Rendahnya
mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu
menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Pelaksanaan pendidikan
seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa unutk belajar secara efektif.
Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan
dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih
inovatif. Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah
cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan
waktu dan masyarakat.
Melihat
permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan
dengan berbagai organisasi masyarakat. PJJ juga dapat membantu untuk masalah
ini, karena menurut fakta banyak pelajar itu sulit mengungkapkan langsung entah
itu berupa pertanyaan atau aktif di dalam kelas. Namun saat melakukan PJJ dia
sangat aktif karena sering malakukan diskusi online dan sering bertanya pada
guru/dosen tanpa harus malu jika merasa kurang
mengerti dalam materi yang disampaikan.
2.1.3.3
Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Sesuai
dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang
dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas
pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal
pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan
dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat
memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang ada,
seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Pelaksanaan proses pendidikan yang
efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan
biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal.
Penanggulangan
masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga
pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan
meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia
kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung
pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Pelaksanaan pendidikan yang
lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih
bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga. Dan ini pula kelebihan
yang ditawarkan PJJ dengan mutu yang berkualitas, menghemat waktu, tenaga dan
biaya dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang unggul sehingga PJJ dapat
dikelompokkan pada system pengajaran yang efektif dan efisien.
2.1.4 Permasalahan Dan Solusi Dalam Penerapan PJJ Berbasis
ICT Dilihat Dari Realita Di SMK Ma’arif
NU Ciamis Dan SMK Ma’arif NU Cimaragas :
2.1.4.1 Disekolah saya masih banyak
siswa yang ekonominya masih rendah sehingga terbentur dengan biaya untuk
membeli sarana untuk menunjang
terealisasinya Pendidikan Jarak Jauh,seperti laptop,modem dan lain
sebagainya.
2.1.4.2 Kurangnya buku-buku
pengantar tentang PJJ,sehingga murid maupun guru kurang faham dan mengetahui
tentang Kompetensi Pendidikan Jarak jauh.
2.1.4.3 Guru guru disekolah saya mengabdi banyak yang tidak tahu akan
adanya kurikulum PJJ.
2.1.4.4 Kurangnya
pemahaman baik guru ataupun siswa akan PJJ itu sendiri.
2.1.4.5 Kalau dilihat disekiatar
tempat/daerah saya tinggal masalah ICT banyak yang tidak tahu kecuali
segilintir orang yang kuliah Prodi ICT.apalagi PJJ yang sifatnya lebih mendalam
dibidang ICT.
Solusi Permasalahan
Dalam Penerapan PJJ Berbasis ICT Dillihat Dari Realita Di SMK Ma’arif NU Ciamis Dan SMK Ma’arif NU
Cimaragas Dilihat Dari Permasalah-Permasalahan Diatas:
1. Adanya bantuan dari pemerintah untuk memebrikan alat-alat
elektronik yang menunjang terjadinya PJJ,terutama kepada murid dan guru yang
ekonominya kurang atau bisa dikatakan kurang mampu.
2. Dinas pendidikan harus bisa menyalurkan buku-buku tentang ICT
terutama buku-buku panduan dan pengantar tentang PJJ sekaligus mengawasinya
dalam penyaluran buku-buku tersebut supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan.Atau menyarankan kepada sekolah-sekolah untuk membeli buku-buku
tengtang ITC terutama tentang PJJ itu sendiri.
3. Bagian ITC dipemerintahan terutama di Dinas Pendidkan harus
meberikan pelatihan-pelatihan atau seminar ataupun berupa buku panduan kepada
guru-guru sekolah supaya bisa dipelajari lebih dalam oleh guru-guru disekolahan
tersebut.
4. Diperbanyak sosialisasi lagi kepada sekolah akan pemahan akan
adanya kurikulum PJJ tersebut.
5. Pemerintah juga seharusnya bisa mensosialisasikan ke
daerah-daerah akan perkembangan ICT itu sendiri.
2.2.5 Tes Formatif Dan Tes Sumatif Dalam PJJ Yang Bisa
Dilakukan Di SMK Ma’arif NU Ciamis Dan SMK Ma’arif NU Cimaragas
1.
Tes Formatif
Tes formatif dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan langkah-langkah perbaikan bukan
hanya untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didikkhususnya
Di SMK
Ma’arif NU Ciamis Dan SMK Ma’arif NU Cimaragas. Tes ini bertujuan
untuk memperoleh umpan balik terhadap keberhasilan peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung dan dilakukan pada berbagai titik saat berlangsungnya
proses pembelajaran, misalnya pada setiap akhir pelajaran atau setiap akhi unit
pembelajaran.
Hasil tes digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara terus-menerus selama
proses pembelajaran berlangsung, untuk meningkatkan keberhasilan belajar
peserta didik.
Tes formatif dapat digunakan untuk
memutuskan, apakah ada peserta didik yang harus diberi remediasi karena belum
menguasai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Peran tes formatif sangat
penting dalam PJJ. Seperti telah dibahas sebelumnya, peserta didik PJJ
melakukan proses belajar sendiri, terpisah secara fisik dari pendidiknya.
Mereka belajar secara mandiri menggunakan bahan ajar yang dirancang khusus
untuk keperluan belajar mandiri.
Setelah mempelajari Peran Tes Formatif dalam Pembelajaran menurut Gronlund, 1992. Untuk membantu proses belajar peserta didik, dalam
bahan ajar disediakan latihan-latihan atau pertanyaan-pertanyaan atau
tugas-tugas, dan diakhir kegiatan belajar tertentu disediakan tes formatif
untuk mengarahkan mereka agar dapat mengukur keberhasilan belajarnya sendiri.
Pada program PJJ, tes formatif biasanya ada pada akhir modul.
Latihan-latihan atau pertanyaan-pertanyaan
atau tugas-tugas berfungsi sebagai alat diagnosis untuk mendeteksi
kesulitan-kesulitan peserta didik dalam mempelajari bagian bahan ajar yang
sedang dihadapi. Peserta didik mengetahui hasilnya dengan cara membandingkan
hasil pengerjaannya dengan jawaban yang telah disediakan di bahan ajar itu
sendiri. Demikian juga dengan tes formatif, peserta didik mengerjakan tes
formatif yang disediakan, kemudian mencocokkan hasilnya dengan kunci jawaban
yang telah disediakan pula.
Selain bentuk tersebut, juga memungkinkan
peserta didik mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh tutor. Tugas tersebut
diperiksa oleh tutor, kemudian mengembalikannya kepada peserta didik sebagai
umpan balik kepada peserta didik.
Dengan mengerjakan berbagai bentuk alat
evaluasi formatif di atas, peserta didik dapat mengetahui kemajuan belajar
mereka sendiri dan sekaligus dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam proses
pembelajaran. Bila pencapaian mereka belum memenuhi kriteria tertentu, misalnya
80%, maka peserta didik dianjurkan untuk mengulang atau mempelajari kembali
konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang belum dikuasai.
2. Tes Sumatif Yang
Bisa Dilakukan Di SMK Ma’arif NU Ciamis Dan SMK Ma’arif NU Cimaragas
Tes sumatif dilakukan pada akhir proses
pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk menetukan apakah peserta didik menguasai
materi yang telah dipelajari. Dengan kata lain, evaluasi sumatif diberikan
untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai hasil belajar yang
diharapkan sesuai yang ditentukan pada tujuan pembelajaran.
Hasil tes digunakan terutama untuk
memberikan nilai bagi peserta didik atau menetukan kelulusan peserta didik.
Apabila hasil penilaian menunjukkan bahwa peserta didik belum mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan, pengajar dapat memberikan pelajaran
tambahan untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut.
a. Tugas Mandiri
Tugas mandiri setara dengan Ujian Tengah
Semester (UTS) pada sistem pendidikan tatap muka. Tugas mandiri diadakan untuk
memacu proses belajar peserta didik dan dapat dikerjakan oleh para peserta
didik di rumah masing-masing tanpa pengawasan. Dengan mengerjakan Tugas
mandiri, baik masing-masing, maupun secara berkelompok, peserta didik
diharapkan telah mempelajari materi.
b. Ujian Akhir Semester (UAS)
Materi yang diujikan pada UAS adalah semua
materi bahan ajar dengan proporsi keterwakilan materi substansi yang telah
dipertimbangkan oleh penulis soal. UAS dapat menjadi satu-satunya alat ukur
keberhasilan jika peserta didik tidak mengirimkan lembar jawaban TM atau nilai
TM lebih rendah dari nilai UAS.
c. Tugas Tutorial
Dalam hal ini, yang penting adalah proses
bimbingan akademik yaitu tugas tutor dalam membimbing peserta didiknya. Setiap
tutor biasanya diberi tugas untuk membimbing sekelompok peserta didik. Tutor
bertanggung jawab untuk memberikan tugas, mengevaluasi tugas-tugas yang telah
dikerjakan peserta didik, dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas tersebut.
Mereka secara kontinu harus memonitor kemajuan belajar peserta didiknya.
Peserta didik juga diharuskan menghubungi tutornya setiap saat apabila mereka
menemui kesulitan belajar. Jadi, tutor di sini berfungsi sebagai pembimbing
akademik. 6.
d. Ujian Praktik
Praktik diberikan untuk mata kuliah mata kuliah yang
tidak hanya menuntut peningkatan pengetahuan kognitif dari peserta didiknya,
namun juga peningkatan keterampilan, misalnya praktik olahraga, praktik
pembelajaran atau perencanaan pembelajaran. Nilai praktik dan praktikum
mempunyai kontribusi terhadap nilai akhir mata kuliah. Nilai praktik diberikan
oleh tutor atau instruktur berdasarkan kinerja yang dilakukan pada saat
kegiatan praktik tetapi nilai praktikum diberikan berdasarkan laporan praktikum
yang dibuat peserta didik.
"Course
KDPJJ", termasuk kategori TES yang mana?
Menurut saya untuk Tugas Topik pada “course KDPJJ”
termasuk pada kategori tes formatif karena tugas topik pada “course KDPJJ”
untuk membantu proses pembelajaran peserta didik dan tugas pada “course KDPJJ”
juga berfungsi sebagai alat diagnose guru untuk memeriksa dan mendeteksi dimana
peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan dalam mempelajari bahan ajar yang
sudah dipelajari.
Peserta didik juga akan mengetahui hasilnya dengan cara
membandingkan hasil pengerjaannya dengan jawaban yang telah diperiksa dan dinilai
oleh gurunya. Selain itu juga memungkinkan peserta didik mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Tugas tersebut diperiksa oleh guru,
kemudian mengembalikannya kepada peserta didik sebagai timbal balik kepada
peserta didik dari hasil pemikiran peserta didik dalam mengerjakan tugasnya.
Dengan mengerjakan berbagai bentuk sarana evaluasi
formatif yang saya paparkan, peserta didik akan mengetahui kemajuan belajar
mereka sendiri dan sekaligus dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam proses
pembelajaran yang kemudian akan diperbaiki kedepanya.
Dengan mengacu kepada teori Desmond
Keegan, menerangkan dalam sistem PJJ harus mampu menciptakan interaksi belajar-mengajar yang sesungguhnya tidak ada
(abstrak) dan mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran. Hillary
Perraton (1988) mendefinisikan peranan PJJ melalui pemilihan media
yang efektif, sehingga pengajar tidak lagi menjadi penyampai informasi namun
hanya sebagai fasilitator, sehingga proses pembelajaran akan menghasilkan
kerangka pengetahuan di antara dosen dan peserta didik.
Setelah memahami teori di atas pendapat saya Peran PJJ dalam peningkatan kualitas
pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
kualitas para mahasiswa dengan memanfaatkan kemajuan ICT agar tidak kalah
bersaing dengan negara-negara yang lebih yang sudah maju dan berkembang
terlebih dahulu disbanding di Indonesia sendiri.
Dalam peningkatan kualitas pendidikan, penyelenggara PJJ
juga harus berusaha mengumpulkan tenaga pengajar (dosen) berkualitas untuk
dikumpulkan menjadi satu dan mengembangkan bahan ajar,tugas-tugas,dan soal
ujian pada sosial jaringan, setelah itu bahan ajar,tugas-tugas dan soal ujian
disampaikan ke masing-masing daerah di seluruh Indonesia.
Penyelenggara PJJ juga harus menerapkan sistem pembelajaran
yang berbeda dari tempat-tempat pendidikan yang ada di Indonesia. Dengan adanya
sistem pembelajaran yang berbeda ini, mahasiswa pun tidak diharuskan bertatap
muka dengan pengajarnya setiap hari. Mereka hanya diharuskan untuk mengerjakan
tugas-tugas dan men donwload materi yang diberikan oleh dosen mereka melalui
media internet seperti edmodo skype dan yang lainya.
Dengan mengandalkan layanan pendukung yang berkualitas,
kegiatan perencanaan yang sistematik dan proses pembelajaran yang berbasiskan
TIK, diharapkan PJJ mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di
Indonesia.
2.2
Gambaran Umum Media
Dari pembahasan gambaran umum media, saya akan
membahas tentang media pembelajaran sebagai aspek penting dalam PJJ terlepas dari media pengajar maupun
tenaga ajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media dideskripsikan sebagai
alat (sarana) komunikasi yang terletak
di antara dua pihak (orang, golongan, dsb). Sedangkan secara Bahasa, Kata Media berasal dari bahasa Latin
"Medius" yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa
Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4), Media merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
terjadi proses belajar”.
Sebenarnya banyak sekali pengertian media dalam
konteks penyampaian informasi, tetapi
yang jelas kaitannya dengan PJJ ini, media pembeljaran adalah sebuah alat perantara
yang menghubungkan antara pengajar dan yang diajar dalam konteks pendidikan
yang memungkinkan mereka berinteraksi dan saling berkomunikasi bertukar pikiran.
Dilihat dari satu sisi, proses komunikasi sering
kali mengalami hambatan yang mengakibatkan
pengajar dan yang diajar mengalami miss communication. Oleh karena itu media
pembelajaran harus punya tujuan memberi dan memotivasi peserta didik,
merangsang peserta didik untuk mengingat yang sudah dipelajari, dan yang
terakhir harus terencana. Dalam media pembelajaran harus mencakup pesan/materi yang akan disampaikan, tenaga ahli yang ahli
dibidang pengajarannya, bahan pengajarannya,
alat bantu yang bisa melengkapi pesan, tenaga ahli dan bahan ajarnya, teknik/prosedur penyamapaian materi dan
terakhir adalah tempat pengajarannya.
Menurut Dirjen DIKTI, yang tertuang dalam “Panduan
Penyelenggaraan Model Pembelajaran Jarak
Jauh di Perguruan Tinggi“, untuk menjamin kualitas, secara intrinsik,
penyelenggaraan program PJJ diharapkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Didasarkan pada
kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan kurikulum, materi ajar,
proses pembelajaran, instrumen dan sistem evaluasi,
Berbasis TIK,
Memanfaatkan sistem
penyampaian pembelajaran yang inovatif dan kreatif,
Menyelenggarakan proses
pembelajaran interaktif berbasis TIK dengan memungkinkan kesempatan tatap muka,
Mengembangkan dan
membina tingkat kemandirian dan softskills peserta didik,
Menyediakan layanan
pendukung yang berkualitas (administrasi akademik,bantuan belajar peserta
didik, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan peserta didik, akses
dan infrastruktur).
Fungsi dasar media pembelajaran adalah menyampaikan
pesan dalam proses komunikasi antara pengajar dan yang diajar. Sebagai akibat
dari aktifitas ini, peserta didik pun merasakan benefit-nya karena telah belajar
sesuatu.
2.2.1 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda dan Russel (1996) ada enam
jenis media pembelajaran yang bias digunakan, yaitu:
a. Media
yang tidak diproyeksikan (model, foto, gambar) Media yang diproyeksikan bisa
dibagi kedalam dua jenis, yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Bahan cetak
seperti foto, gambar, poster tergolong pada media proyeksi dua dimensi,
sedangkan replica, model, dan simulator tergolong kedalam yang tiga dimensi.
b. Media
yang diproyeksikan Penggunaan media ini dengan cara diproyeksikan ke sebuah
layar, biasanya berupa film dan presentasi. Semua ilmu yang akan disampaikan
diproyeksikan kedalam sebuah layar dibantu tenaga pengajar yang menguasai
ilmunya.
c. Media
audio Suara yang direkam kedalam kaset, CD, atau DVD dan sifatnya bisa diputar
berulang-ulang sebagai media pembelajaran. Contohnya adalah listening dalam
permatakuliahan Bahasa Inggris.
d. Media
video Perkembangan dari yang tadinya hanya bisa mendengarkan, sekarang bisa
juga melihat video atau gambar bergeraknya diiringi suara.
e. Komputer
Bisa dibilang ini adalah media tercanggih yang saat ini ada sebagai media pembelajaran, karena bisa mewakili keempat
media pembelajaran diatas.
f. Multimedia
berbasis computer. Kalau komputer saja sudah canggih, dibantu dengan multimedia
sebagai pelengkap rasanya media pembelajaran yang ada saat ini sudah cukup bisa
menggeser media pembelajaran menggunakan metode lama. Seperti penggunaan
animasi bergerak yang membuat belajar yang lebih asik,interaktif, dan
komunikatif.
Peran media sangat penting sekali dalam
pembelajaran. Berikut adalah peranan-peranan penting media dalam pembelajaran:
Sarana komunikasi
Modul untuk belajar
mandiri
Memperjelas pesan
Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan tenaga
Mendapatkan semangat
belajar
Belajar mandiri sesuai
bakat dan kemampuan peserta didik
Lebih menyenangkan
Ditambahkan pula oleh Kemp dan Dayton (1985)
kontribusi media pembelajaran dalam
hidup manusia:
penyampaian pesan
pembelajaran dapat lebih terstandar
pembelajaran dapat
lebih menarik
pembelajaran menjadi
lebih interaktif dengan menerapkan metode belajar
waktu pelaksanaan
pembelajaran dapat diperpendek
kualitas pembelajaran dapat
ditingkat
proses pembelajaran
dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
sikap positif peserta
terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
peran dosen berubah kearah yang positif.
2.2.2
Media
Pembelajaran Populer untuk Kelas Maya (Pendidikan Jarak Jauh)
1.
Moodle
MOODLE adalah salah satu Learning menagement system yang
paling populer saat ini. Hampir setiap sekolah atau perguruan tinggi, yang
memanfaatkan E-Learning sebagai Media pembelajaran/perkuliahan, menggunakan
sistem Moodle ini.
Kelebihan yang ditawarkan oleh Moodle, seperti mengatur dan
mengelola hak akses user (siswa/guru), membuat dan mengelola Courses (mata
pelajaran), mengatur dan mengelola Bahan ajar (resource), mengatur dan
mengelola Aktivitas (Activity), mengatur dan mengelola Nilai (Grades),
menampilkan nilai (score) dan transkrip, sampai membuat sertifikat ketuntasan
untuk siswa, membuat semua sekolah, bahkan guru berlomba-lomba membangun sistem
ini di sekolahnya, baik yang langsung terhubung ke Jaringan Internet,
maupun yang berbasis Intranet (LAN).
2.
Edmodo
EDMODO merupakan jejaring sosial yang berbasis pada lingkungan
sekolah (school based environment). Seperti halnya facebook, twitter,
plurk dan social network lainnya, edmodo juga digunakan untuk berinteraksi
dengan orang lain, namun edmodo di desain khusus untuk interaksi antara guru,
siswa dan orang tua baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Di Edmodo
3 jenis type yaitu sebagai Teacher, Student dan Parent. Jadi guru bisa
memberikan tugas, ulangan harian, materi pelajaran kemudian siswa bisa membaca materi,
bertanya kepada guru tentang materi yang belum dikuasainya, mengerjakan tugas
sedangkan orang tua bisa melihat hasil penilaian anaknya dan juga bisa melihat
aktifitas anaknya. Jadi selain pembelajaran di kelas secara offline, guru dan
siswa juga bisa melakukan kelas online di edmodo ini. Selain itu edmodo juga
media user friendly.
3.
Yahoo Indonesia
Dalam menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, salah satu
media yang bisa dijadikan alternatif untuk penyampaian materi dan informasi
dari pengajar ke peserta didik adalah memanfaatkan fitur email dari Yahoo
Indonesia.Selain bisa mengirimkan materi yahoo juga bisa dimanfaatkan sebagai
media untuk diskusi antara pengajar dan pelajar, serta diskusi antar pelajar.
4.
Facebook
Siapa yang tidak kenal dengan sosial media yang satu ini?
Hampir semua orang yang aktif di dunia maya pasti punya akun sosial media
ciptaan Mark Zuckerberg ini. Dari tujuan awal diciptakannya Facebook yang bisa
menyatukan mereka dengan teman-teman lama mereka, social media ini juga bisa
dijadikan media pembelajaran PJJ.Beberapa fitur-fitur facebook yang
dapat di gunakan sebagai media pembelajaran adalah :
a. Wall facebook, fitur ini
bisa digunakan sebagai papan informasi.
b. Facebook note, fitur ini
bisa digunakan untuk membuat tulisan singkat atauhandout perkuliahan.
c. Fiture chating, fitur ini
bisa diginakan untuk mengobrol langsung dengan sesama pengguna facebook lainnya
yang telah menjadi teman, selain itu bisa menjadi media diskusi online
d. Facebook group, fitur ini
bisa digunakan untuk komunitas peserta didik, kajian-kajian keilmuan, study
club, dan mengontrol jumlah siswa/pebelajar yang mengikuti perkuliahaan atau
pembelajaran secara distance learning.
e. Facebook quiz, dalam fitur
atau fasilitas ini, bisa dioptimalkan oleh guru atau peserta didik untuk
latihan materi untuk evaluasi pembelajaran lewat quiz online yang interaktif.
f. Facebook share, fitur ini
bisa digunakan untuk men-share materi (tulisan singkat, link, gambar, video
dsb).
2.2.3 Pemilihan Media
Dapat dipastikan
dalam pemilihan media berdasarkan ke-7 kriteria pada topik 3 dimungkinkan ada
kendala atau masalah dalam implementasi-nya.Solusi atau saran dari kendala
masing-masing kriteria bila diterapkan dilihat dari fakta yang ada disekitar
lingkungan saya:
1.
Access (aksesibilitas)
Untuk solusi dan saran menurut pendapat saya
untuk Access (aksesibilitas) penyelenggara PJJ atau dosen harus mampu untuk
mengkondisikan semua siswa/mahasiswanya supaya memiliki media agar dapat
menerima bahan ajar yang akan disampaikan mungkin bisa dengan cara ditanya satu persatu ataupun dengan cara
dihubungi melalui hand phone atapun media lainya agar bisa dipastiakan
siwa/mahsiswa tersebut memiliki dan tidaknya media untuk menerima bahan ajar
tersebut. Sedangkan apabila ketersediaan sarana yang mendukung pengembangan
maupun penggunaan media tersebut terbatas untuk solusinya mungkin penyelenggara
PJJ tersebut harus mempertimbangkan terlebih dahulu kalau memungkinkan
Dosen/guru ataupun mahasiswa/siswanya mampu membeli media tersebut apa salahnya
kalau diaflikasikan system pengajaran PJJ tersebut,apabila tidak mampu membeli
lebih baik jangan dulu diaflikasikan karena akan berdampak negative.
2.
Costs (biaya)
Untuk masalah Costs (biaya) untuk saran dan
solusi dari saya institusi PJJ harus mampu mencari peserta didiknya yang banyak
untuk meminimalisir mahalnya biaya dan bisa lebih terjangkau.
3.
Teaching and Learning (proses
dosenan dan pembelajaran)
Dari segi Teaching and Learning (proses
dosenan dan pembelajaran) saran dan solusinya mungkin intitusi PJJ baik Dosen/Guru
harus selalu mengawasi dan mgecek dalam penggunaan media sampai sejauh mana
membantu proses pembelajaran dan supaya tidak ada media yang nganggur tidak
terpakai.mubajir.
4.
Interactivity
(interaktifitas/komunikasi dua arah)
Mengenai
Interactivity (interaktifitas/komunikasi dua arah)saran dan solusinya
penyelenggara harus tahu apakah peserta didik yang ada bisa mengoperasikan
media yang digunakan oleh penyelenggara. Karena kendala-kendala teknis seperti
ini umumnya menjadi salah satu permasalahan dalam PJJ. Dan penyelenggara PJJ
harus mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang ada dalam komunikasi dua arah
ini. Sejauh mana sebuah media mampu memberikan komunikasi dua arah dengan
memahaminya sehingga bisa terjadi proses belajar mengajar.
5.
Organisational Issues (permasalahan organisasi)
Dari Sudut pandang Organisational Issues
(permasalahan organisasi) penyelenggara PJJ pasti akan menggunakan sebuah
media dalam pembelajaran supaya terselenggaranya PJJ ini,penyelenggara harus
mendapatkan dukungan dari semua unsur yang ada di organisasi tersebut. Karena
sebuah media akan sia-sia jika tidak ada yang bisa mengoperasikannya.
6.
Novelty (kemutakhiran)
Novelty (kemutakhiran) media yang digunakan
dalam pembelajaran PJJ menurut saya sangat penting sekali, jadi menurut saran
saya intiusi PJJ harus mampu mensosialisasikan sedimikian rupa baik dengan
hiburan atapun hadiah atapun apa itu supaya peserta didik untuk menyukai media
tersebut dan termotivasi untuk menggunaan media tersebut sehingga mereka akan mempergunakan media
tersebut untuk proses pembelajaran.
7.
Speed (kecepatan)
Saran dari saya untuk masalah Speed mungkin
penyelenggara PJJ harus bisa memilih media yang mempunyai kecepatan dalam
penyampaian informasi .sehingga informasi akan cepat tersampaikan kepada peserta
didik PJJ ataupun pengajar PJJ itu sendiri.
BAB
III
KESIMPULAN
PJJ adalah sekumpulan metode pengajaran
dimana aktivitas dosennya dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Dan PJJ berhasil mengubah paradigma pendidikan yang biasanya berpusat pada
pengajar dikarenakan peserta didik secara tidak sadar telah dilatih untuk
mempelajari suatu materi sendiri, Selain itu dalam PJJ juga menggunakan
bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media. Dengan
demikian PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan
akibat keterbatasan dosen yang berkualitas. Pada sistem pendidikan ini dosen
dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan (Bovee, 1997) sedangkan pebelajaran adalah sebuah proses
komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan siswa, jadi
media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan dalam sebuah proses komunikasi atau interaksi antara sumber belajar
dengan peserta didik.
Fungsi dasar media pembelajaran adalah menyampaikan
pesan dalam proses komunikasi antara pengajar dan yang diajar. Sebagai akibat
dari aktifitas ini, peserta didik pun merasakan benefit-nya karena telah
belajar sesuatu.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Junaidi. 2 Januari
2012. Pengertian Media. Retrieved November 2012, from
·
PJJ Topik 1
·
PJJ Topik 2
·
PJJ Topik 3
·
PJJ Topik 4
·
PJJ Topik 5
Posting Komentar untuk "Contoh Makalah Pendidikan Jarak Jauh ( PJJ )"