TUGAS AKHIR
PERAN MEDIA
DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH
Karya Ilmiah ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi
Salah Satu Tugas
Akhir
KDPJJ
Dosen: Timbul Pardede
Disusun oleh:
HERI HERYADI
DIPLOMA-3
JURUSAN TKJ
PROGRAM STUDI KOMPUTER
JARINGAN
TAHUN AKADEMIK
2013-2014
AKADEMIK MENEJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER ( AMIK )
WAHANA MANDIRI
Jl. Cabe Raya No.51,
Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, 15418,
Banten
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu saya panjatkan ke hadirat Allah
SWT karena dengan RahmatNya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir 1 mata kuliah KDPJJ
( Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh ) dengan tema
Peran Media Dalam Pendidikan Jarak Jauh.
Tugas Akhir 1 (Karya Ilmiah ) ini
disusun untuk sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas akhir PJJ program D3 Amik Wahana
Mandiri.
Saya sebagai penyusun Tugas Akhir
1 (satu) ini sangat menyadari karya ilmiah yang saya buat masih sangat
sederhana sehingga perlu pengembangan-pengembangan dalam kelengkapannya. Oleh
karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan demi
perbaikan pada masa mendatang.
Akhirnya, saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan masukan-masukan demi tersusunnya karya ilmiah
PJJ ini. Dan mudah-mudahan karya ilmiah yang saya buat bias berguna bagi orang
lain.
Semoga Allah SWT selalu bersama
kita. Amin.
Penyusun,
Heri Heryadi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan Jarak
Jauh ( PJJ ) merupakan sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas belajar
mengajar dilaksanakan secara terpisah. Pemisahan tersebtu dapat berupa jarak
maupun keadaan / geografis suatu daerah. Dalam PJJ ( Pendidikan Jarak Jauh)
juga menggunakan bermacam metode yang dilakukan dikomunikasikan melalui media,
dengan demikian PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang
ditimbulkan akibat keterbatasan jarak dan lingkungan / geografis suatu
daerah. Salah satu contoh media dalam pendidikan PJJ adalah Edmodo, dengan
adanya edmodo pengajar atau siswa tidak perlu lagi datang ke tempat belajar,
tugas dan pelajaran dapat di berikan secara online.
SK Mendiknas
No.107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010 dan juga PP 66/2010, sistam
PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan
menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan.
Pada tahun 2010,
anka partisipasi kasar pendidikan tinggin di Indondesia mencapai 21.6%. suatu
hasi yang menggembirakan, namun masih jauh dari pencpaain tarnet nasional
, yaitu 30 % pada tahun 2015. Dalamm PP 17/2010 pasa 118 diyatakan bahwa PJJ
diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan perluasan dan
pemerataan akses pendidikan serta meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan. Belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi. Melalui system PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses
pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan dan
tidak kehilangan kesempatan berkarir. Sifat masal system PJJ dalam
mendistribusikan pendidikan yang terstandard dengan menggunakan media,
standarisasi campain pembelajaran , materi ajar, proses pembelajaran, bantuan
belajar dan evaluasi pembelajaran, menjadikan pendidikna berkualitas dapat di peroleh
berbagai kalangan lintas ruang dan waktu.
Media adalah sebuah
alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997) sedang kan
pebelajaran adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi antara sumber
belajar dengan siswa, jadi media pembelajaran adalah sebuah alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam sebuah proses
komunikasi atau interaksi antaa sumber belajar dengan peserta didik. Media
pembelajaran seseungguhnya sangat diperlukan dalam pjj, karena berfungsi sebagai
alat komunikasi anatara pengajar dan peserta didiknya sehingga terbentuk suatu
proses pembelajaran yang memadai. Akan tetapi, media pembelajaran juga tak ayal
menjadi sebuah penghalang/penghambat bagi peserta didik dalam proses pjj.
1.2 Tujuan
Penulisan
Sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas akhir
PJJ program D3 Amik Wahana Mandiri Kerjasama dengan Seamolec.
Memberikan alternatif supaya diaflikasikanya sistem
pembelajaran pada sekolah-sekolah khususnya SMK dengan system pembelajaran PJJ
( Pendidikan Jarak Jauh ).
1.3
Identifikasi dan Pembatasan
Masalah
Dalam penulisan tugas akhir ini
penulis membatasi permasalahan dalam ruang lingkup Media dengan KDPJJ dan untuk
pengamatan atau riset sederhana pada sebuah
sekolah atau kampus dengan cara melihat potensi SDM (pengajar), fasilitas,
kondisi siswa dan media pembelajaran yang digunakan disekolah atau kampus
tersebut.
1.4
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
permasalahan, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah:
PJJ diharapkan dapat
mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan
jarak dan lingkungan / geografis suatu daerah. Salah satu contoh media dalam
pendidikan PJJ adalah Edmodo, dengan adanya edmodo pengajar atau siswa tidak
perlu lagi datang ke tempat belajar, tugas dan pelajaran dapat di berikan
secara online.
1.5
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan karya ilmiah ini,
pembahasan dan penganalisaannya diklasifikasikan secara sistematis ke dalam 3
(tiga) bab yaitu:
BAB
I
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulisan mengemukakan
tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup,
dan Sistematika Penulisan.
BAB
II :
PEMBAHASAN
ü
Gambaran Umum PJJ
ü Gambaran
Umum Media
BAB
III : PENUTUP
ü Kesimpulan
ü Daftar
Pustaka
BAB
II
PEMBAHASAN
Perubahan paradigma
pendidikan dimana tadinya pembelajaran berpusat pada pengajar menjadi berpusat
pada peserta didik (Brodjonegoro, 1999) atau dari “teacher centre menjadi
student centre” terjadi dalam PJJ. Hal ini memang merupakan hal mendasar yang
menjadi pembeda antara PJJ dengan pembelajaran biasa yang diharuskan bertatap
muka langsung dengan pengajar. PJJ berhasil mengubah paradigma pendidikan yang
biasanya berpusat pada pengajar dikarenakan peserta didik secara tidak sadar
telah dilatih untuk mempelajari suatu materi sendiri. Untuk itu, diharapkan
dengan adanya PJJ ini peserta didik akan menjadi lebih kreatif sehingga bisa
menimbulkan interaksi dengan pengajar yang merupakan salah satu syarat
terjadinya pembelajaran. PJJ bukan hanya pendidikan yang mengarahkan peserta
didik untuk belajar mandiri, tetapi juga menimbulkan inisiatif dari peserta
didik sehingga interaksi dengan pengajar bisa terwujud.
Namun, dengan tujuan
menimbulkan inisiatif peserta didik, pengajar juga tidak boleh lepas tangan
begitu saja. Pengajar tetap harus mengambil peranannya sebagai fasilitator
semaksimal mungkin. Dengan adanya peserta didik yang tidak mempunyai inisiatif
hendaknya pengajar bisa mengambil langkah tepat untuk berinteraksi dengan
peserta didik tersebut sehingga peserta didik pun tidak merasa ditinggalkan.
Dikarenakan interaksi yang merupakan kebutuhan dasar setiap manusia maka
pengajar tidak boleh hanya memberikan materi dan ujian saja, melainkan dia juga
harus berinteraksi dengan peserta didik.
2.1 Gambaran Umum PJJ
PJJ sendiri adalah sekumpulan metode pengajaran
dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik. Pemisahan dapat
pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat
tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajar
dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Selain itu dalam PJJ juga
menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media.
Dengan demikian PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang
ditimbulkan akibat keterbatasan dosen yang berkualitas. Pada sistem pendidikan
ini dosen dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang
sama.
PJJ kini menjadi model baru dalam alternatif
pembelajaran di banyak perguruan tinggi, bukan saja di negara-negara ASEAN,
tetapi juga di dunia. Alasannya, model ini bisa dipakai sebagai instrumen
kebijakan mengatasi masalah pemerataan pendidikan, di samping juga efektif dan
efisien, relatif murah biayanya, dan fasilitas pendukungnya juga semakin
tersedia dan terjangkau. (Soekartawi, 2006).
Tentunya pendidikan jarak jauh ini tidak akan berhasil jika
tidak didukung oleh tiga aspek. Pertama adalah peserta didik dalam pendidikan
jarak jauh. Tentunya suatu sistem pendidikan tidak akan berjalan jika tidak ada
aspek yang pertama ini. Siapa yang akan menjadi peserta didik kalau dalam suatu
sistem pendidikan itu sendiri tidak memiliki siswanya? Maka ini peserta didik
adalah aspek pertama yang penting sebagai suksesor sistem PJJ itu sendiri.
Kedua adalah tenaga ajar yang sama pentingnya dengan peserta didik. Memang
punya peran berbeda tetapi keduanya adalah simbiosis mutualisme yang akan
menguntungkan mereka berdua. Peserta didik dapat pengalaman ilmu dari tenaga
ajar, sedangkan tenaga ajar berhasil menyampaikan ilmu yang mereka kuasai.
Aspek yang terakhir adalah media, tentu harus ada media yang menyatukan mereka
menjadi komunikasi timbal balik.
2.1.1
Perkembangan
yang menjadi awal dari perkembangan pendidikan jarak jauh antara lain:
a.
Generasi Pertama, Model
korespondensi
Bahan Cetak
b.
Generasi Kedua, Model
Multi Media
Cetak
Kaset
Video Rekaman
Pembelajaran berbasis
komputer
Video Interaktif (VCD, DVD,
dll )
c.
Generasi Ketiga , Model
Pendidikan jarak Jauh
Telekonfrensi melalui audio
Konfrensi melalui video
Siaran Televisi/Radio
d.
Generasi Keempat , Model
Pembelajaran Fleksibel
Multimedia interaktif
Akses internet
Komunikasi bermedia Komputer
e.
Generasi Kelima, Model
E-Learning
Web-based courses
(multimedia terintegrasi)
Komunikasi yang dimediasikan
komputer
f.
Generasi keenam, Model
Pembelajaran Bergerak (mobile)
Koneksi NIrkabel
Akses internet melalui www
(World Wide Web)
Palm e-learning (sms,
hp/komunikator, personal data assistant)
2.1.2
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempuh PJJ adalah:
a.
Interaksi, baik dengan para
dosen, bahan pembelajaran, atau pun lingkungan sekitar.
b.
Keaktifan, kemauan yang
tinggi untuk mengikuti, dan mempelajari materi pembelajaran, mencari bahan
pembelajaran, karena dalam Pendidikan Jarak Jauh ada keterpisahan antara dosen
dan peserta didik, dan yang paling utama adalah;
c.
Menjadikan setiap
pembelajaran merupakan hal yang menyenangkan.
2.1.3
Permasalahlan
yang sering muncul dalam pendidikan jarak jauh adalah:
a.
Pemerataan Pendidikan
Pelaksanaan
pendidikan yang merata adalah
pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh
pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan
keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan
nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama
unutk memperoleh pendidikan. Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena
kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Permasalahan
pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan
sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan
pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah
sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat
mempermainkan program yang dijalankan ini. Bukti nyatanya masih terjadi
kesenjangan pemerataan pendidikan adalah banyaknya tempat belajar yang dinilai
kurang layak, dan masalah ini juga sangat mengganggu berkembangnya IPTEK.
Padahal kemungkinan IPTEK menjadi salah satu solusi permasalahan ini sangat
besar, seperti diadakannya PJJ. Bagaimana PJJ dapat berjalan jika fasilitas
yang diberikan tidak memadai bahkan belum ada fasilitas yang mendukung adanya
PJJ. Dengan PJJ, pelajar dapat
mendapatkan ilmu atau pendidikan yang berkualitas walaupun berada di tempat
yang jauh.
b.
Mutu dan Relevansi Pendidikan
Rendahnya
mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu
menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Pelaksanaan pendidikan
seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa unutk belajar secara efektif.
Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan
dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih
inovatif. Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah
cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan
waktu dan masyarakat.
Melihat
permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan
dengan berbagai organisasi masyarakat. PJJ juga dapat membantu untuk masalah
ini, karena menurut fakta banyak pelajar itu sulit mengungkapkan langsung entah
itu berupa pertanyaan atau aktif di dalam kelas. Namun saat melakukan PJJ dia
sangat aktif karena sering malakukan diskusi online dan sering bertanya pada
guru/dosen tanpa harus malu jika merasa kurang
mengerti dalam materi yang disampaikan.
c.
Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Sesuai
dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang
dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas
pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal
pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan
dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat
memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang ada,
seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Pelaksanaan proses pendidikan yang
efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan
biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal.
Penanggulangan
masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga
pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan
meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia
kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung
pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Pelaksanaan pendidikan yang
lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih
bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga. Dan ini pula kelebihan
yang ditawarkan PJJ dengan mutu yang berkualitas, menghemat waktu, tenaga dan
biaya dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang unggul sehingga PJJ dapat
dikelompokkan pada system pengajaran yang efektif dan efisien.
2.1.4
Permasalahan Dan Solusi Dalam Penerapan PJJ Berbasis ICT Dilihat Dari Realita Disekitar Saya :
1.
Disekolah saya masih banyak siswa yang
ekonominya masih rendah sehingga terbentur dengan biaya untuk membeli sarana
untuk menunjang terealisasinya
Pendidikan Jarak Jauh,seperti laptop,modem dan lain sebagainya.
2.
Kurangnya buku-buku pengantar tentang
PJJ,sehingga murid maupun guru kurang faham dan mengetahui tentang Kompetensi
Pendidikan Jarak jauh.
3.
Guru guru disekolah saya mengabdi banyak
yang tidak tahu akan adanya kurikulum PJJ.
4.
Kurangnya pemahaman baik guru ataupun
siswa akan PJJ itu sendiri.
5.
Kalau dilihat disekiatar tempat/daerah
saya tinggal masalah ICT banyak yang tidak tahu kecuali segilintir orang yang
kuliah Prodi ICT.apalagi PJJ yang sifatnya lebih mendalam dibidang ICT.
Solusi
Permasalahan Dalam Penerapan PJJ Berbasis ICT Dillihat Dari Realita Disekitar Saya Dilihat Dari
Permasalah-Permasalahan Diatas:
1.
Adanya bantuan dari
pemerintah untuk memebrikan alat-alat elektronik yang menunjang terjadinya
PJJ,terutama kepada murid dan guru yang ekonominya kurang atau bisa dikatakan
kurang mampu.
2.
Dinas pendidikan harus bisa
menyalurkan buku-buku tentang ICT terutama buku-buku panduan dan pengantar
tentang PJJ sekaligus mengawasinya dalam penyaluran buku-buku tersebut supaya
tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.Atau menyarankan kepada
sekolah-sekolah untuk membeli buku-buku tengtang ITC terutama tentang PJJ itu
sendiri.
3.
Bagian ITC
dipemerintahan terutama di Dinas Pendidkan harus meberikan pelatihan-pelatihan
atau seminar ataupun berupa buku panduan kepada guru-guru sekolah supaya bisa
dipelajari lebih dalam oleh guru-guru disekolahan tersebut.
4.
Diperbanyak sosialisasi
lagi kepada sekolah akan pemahan akan adanya kurikulum PJJ tersebut.
5.
Pemerintah juga
seharusnya bisa mensosialisasikan ke daerah-daerah akan perkembangan ICT itu
sendiri.
2.2.5 Tes Formatif Dan Tes Sumatif Dalam PJJ
1.
Tes
Formatif
Tes formatif dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengembangkan langkah-langkah
perbaikan bukan hanya untuk membuktikan keberhasilan atau
kegagalan belajar peserta didik. Tes ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik
terhadap keberhasilan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan
dilakukan pada berbagai titik saat berlangsungnya proses pembelajaran, misalnya
pada setiap akhir pelajaran atau setiap akhi unit pembelajaran.
Hasil tes
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran
berlangsung, untuk meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik.
Tes formatif dapat digunakan untuk memutuskan, apakah
ada peserta didik yang harus diberi remediasi karena belum menguasai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Peran tes formatif sangat penting dalam PJJ.
Seperti telah dibahas sebelumnya, peserta didik PJJ melakukan proses belajar
sendiri, terpisah secara fisik dari pendidiknya. Mereka belajar secara mandiri
menggunakan bahan ajar yang dirancang khusus untuk keperluan belajar mandiri.
Setelah
mempelajari Peran Tes Formatif dalam Pembelajaran menurut Gronlund, 1992. Untuk membantu proses belajar peserta didik, dalam
bahan ajar disediakan latihan-latihan atau pertanyaan-pertanyaan atau
tugas-tugas, dan diakhir kegiatan belajar tertentu disediakan tes formatif
untuk mengarahkan mereka agar dapat mengukur keberhasilan belajarnya sendiri.
Pada program PJJ, tes formatif biasanya ada pada akhir modul.
Latihan-latihan atau pertanyaan-pertanyaan atau
tugas-tugas berfungsi sebagai alat diagnosis untuk mendeteksi
kesulitan-kesulitan peserta didik dalam mempelajari bagian bahan ajar yang
sedang dihadapi. Peserta didik mengetahui hasilnya dengan cara membandingkan
hasil pengerjaannya dengan jawaban yang telah disediakan di bahan ajar itu
sendiri. Demikian juga dengan tes formatif, peserta didik mengerjakan tes
formatif yang disediakan, kemudian mencocokkan hasilnya dengan kunci jawaban
yang telah disediakan pula.
Selain bentuk tersebut, juga memungkinkan peserta
didik mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh tutor. Tugas tersebut
diperiksa oleh tutor, kemudian mengembalikannya kepada peserta didik sebagai
umpan balik kepada peserta didik.
Dengan mengerjakan berbagai bentuk alat evaluasi
formatif di atas, peserta didik dapat mengetahui kemajuan belajar mereka
sendiri dan sekaligus dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam proses
pembelajaran. Bila pencapaian mereka belum memenuhi kriteria tertentu, misalnya
80%, maka peserta didik dianjurkan untuk mengulang atau mempelajari kembali
konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang belum dikuasai.
2.
Tes Sumatif
Tes sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran.
Tes ini bertujuan untuk menetukan apakah peserta didik menguasai materi yang
telah dipelajari. Dengan kata lain, evaluasi sumatif diberikan untuk mengetahui
apakah peserta didik telah mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai yang
ditentukan pada tujuan pembelajaran.
Hasil tes digunakan terutama untuk memberikan nilai
bagi peserta didik atau menetukan kelulusan peserta didik. Apabila hasil
penilaian menunjukkan bahwa peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan, pengajar dapat memberikan pelajaran tambahan untuk
memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut.
a.
Tugas Mandiri
Tugas mandiri setara dengan Ujian Tengah Semester
(UTS) pada sistem pendidikan tatap muka. Tugas mandiri diadakan untuk memacu
proses belajar peserta didik dan dapat dikerjakan oleh para peserta didik di
rumah masing-masing tanpa pengawasan. Dengan mengerjakan Tugas mandiri, baik
masing-masing, maupun secara berkelompok, peserta didik diharapkan telah mempelajari
materi.
b.
Ujian Akhir Semester (UAS)
Materi yang diujikan pada UAS adalah semua materi
bahan ajar dengan proporsi keterwakilan materi substansi yang telah
dipertimbangkan oleh penulis soal. UAS dapat menjadi satu-satunya alat ukur
keberhasilan jika peserta didik tidak mengirimkan lembar jawaban TM atau nilai
TM lebih rendah dari nilai UAS.
c.
Tugas Tutorial
Dalam hal ini, yang penting adalah proses bimbingan
akademik yaitu tugas tutor dalam membimbing peserta didiknya. Setiap tutor
biasanya diberi tugas untuk membimbing sekelompok peserta didik. Tutor
bertanggung jawab untuk memberikan tugas, mengevaluasi tugas-tugas yang telah
dikerjakan peserta didik, dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas
tersebut. Mereka secara kontinu harus memonitor kemajuan belajar peserta
didiknya. Peserta didik juga diharuskan menghubungi tutornya setiap saat
apabila mereka menemui kesulitan belajar. Jadi, tutor di sini berfungsi sebagai
pembimbing akademik. 6.
d.
Ujian Praktik
Praktik
diberikan untuk mata kuliah mata kuliah yang tidak hanya menuntut peningkatan
pengetahuan kognitif dari peserta didiknya, namun juga peningkatan
keterampilan, misalnya praktik olahraga, praktik pembelajaran atau perencanaan
pembelajaran. Nilai praktik dan praktikum mempunyai kontribusi terhadap nilai
akhir mata kuliah. Nilai praktik diberikan oleh tutor atau instruktur
berdasarkan kinerja yang dilakukan pada saat kegiatan praktik tetapi nilai
praktikum diberikan berdasarkan laporan praktikum yang dibuat peserta didik.
"Course KDPJJ", termasuk
kategori TES yang mana?
Menurut
saya untuk Tugas Topik pada “course KDPJJ” termasuk pada kategori tes formatif
karena tugas topik pada “course KDPJJ” untuk membantu proses pembelajaran
peserta didik dan tugas pada “course KDPJJ” juga berfungsi sebagai alat
diagnose guru untuk memeriksa dan mendeteksi dimana peserta didik mengalami
kesulitan-kesulitan dalam mempelajari bahan ajar yang sudah dipelajari.
Peserta didik juga
akan mengetahui hasilnya dengan cara membandingkan hasil pengerjaannya dengan
jawaban yang telah diperiksa dan dinilai oleh gurunya. Selain itu juga
memungkinkan peserta didik mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya.
Tugas tersebut diperiksa oleh guru, kemudian mengembalikannya kepada peserta
didik sebagai timbal balik kepada peserta didik dari hasil pemikiran peserta
didik dalam mengerjakan tugasnya.
Dengan
mengerjakan berbagai bentuk sarana evaluasi formatif yang saya paparkan,
peserta didik akan mengetahui kemajuan belajar mereka sendiri dan sekaligus
dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran yang kemudian
akan diperbaiki kedepanya.
Dengan mengacu kepada teori Desmond Keegan, menerangkan
dalam sistem PJJ harus mampu menciptakan
interaksi belajar-mengajar yang sesungguhnya tidak ada (abstrak) dan
mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran. Hillary Perraton (1988) mendefinisikan peranan PJJ melalui pemilihan media yang
efektif, sehingga pengajar tidak lagi menjadi penyampai informasi namun hanya
sebagai fasilitator, sehingga proses pembelajaran akan menghasilkan kerangka
pengetahuan di antara dosen dan peserta didik.
Setelah
memahami teori di atas pendapat saya Peran
PJJ dalam peningkatan kualitas pendidikan pada dasarnya bertujuan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas para mahasiswa dengan memanfaatkan
kemajuan ICT agar tidak kalah bersaing dengan negara-negara yang lebih yang
sudah maju dan berkembang terlebih dahulu disbanding di Indonesia sendiri.
Dalam
peningkatan kualitas pendidikan, penyelenggara PJJ juga harus berusaha
mengumpulkan tenaga pengajar (dosen) berkualitas untuk dikumpulkan menjadi satu
dan mengembangkan bahan ajar,tugas-tugas,dan soal ujian pada sosial jaringan,
setelah itu bahan ajar,tugas-tugas dan soal ujian disampaikan ke masing-masing
daerah di seluruh Indonesia.
Penyelenggara
PJJ juga harus menerapkan sistem pembelajaran yang berbeda dari tempat-tempat
pendidikan yang ada di Indonesia. Dengan adanya sistem pembelajaran yang
berbeda ini, mahasiswa pun tidak diharuskan bertatap muka dengan pengajarnya
setiap hari. Mereka hanya diharuskan untuk mengerjakan tugas-tugas dan men
donwload materi yang diberikan oleh dosen mereka melalui media internet seperti
edmodo skype dan yang lainya.
Dengan
mengandalkan layanan pendukung yang berkualitas, kegiatan perencanaan yang
sistematik dan proses pembelajaran yang berbasiskan TIK, diharapkan PJJ mampu
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
2.2
Gambaran Umum Media
Dari
pembahasan gambaran umum media, saya akan membahas tentang media pembelajaran
sebagai aspek penting dalam PJJ terlepas
dari media pengajar maupun tenaga ajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
media dideskripsikan sebagai alat (sarana) komunikasi yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan,
dsb). Sedangkan secara Bahasa, Kata Media berasal dari bahasa Latin
"Medius" yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa
Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4), Media merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar”.
Sebenarnya
banyak sekali pengertian media dalam konteks penyampaian informasi, tetapi yang jelas kaitannya dengan PJJ ini,
media pembeljaran adalah sebuah alat perantara yang menghubungkan antara
pengajar dan yang diajar dalam konteks pendidikan yang memungkinkan mereka
berinteraksi dan saling berkomunikasi bertukar
pikiran.
Dilihat
dari satu sisi, proses komunikasi sering kali mengalami hambatan yang mengakibatkan pengajar dan yang diajar
mengalami miss communication. Oleh karena itu media pembelajaran harus punya
tujuan memberi dan memotivasi peserta didik, merangsang peserta didik untuk
mengingat yang sudah dipelajari, dan yang terakhir harus terencana. Dalam media
pembelajaran harus mencakup pesan/materi yang akan disampaikan, tenaga ahli yang ahli
dibidang pengajarannya, bahan pengajarannya,
alat bantu yang bisa melengkapi pesan, tenaga ahli dan bahan ajarnya, teknik/prosedur penyamapaian materi dan
terakhir adalah tempat pengajarannya.
Menurut
Dirjen DIKTI, yang tertuang dalam “Panduan Penyelenggaraan Model Pembelajaran Jarak Jauh di Perguruan Tinggi“,
untuk menjamin kualitas, secara intrinsik, penyelenggaraan program PJJ
diharapkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Didasarkan pada kegiatan perencanaan
yang sistemik berkenaan dengan kurikulum, materi ajar, proses pembelajaran,
instrumen dan sistem evaluasi,
Berbasis TIK,
Memanfaatkan sistem penyampaian
pembelajaran yang inovatif dan kreatif,
Menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif
berbasis TIK dengan memungkinkan kesempatan tatap muka,
Mengembangkan dan membina tingkat
kemandirian dan softskills peserta didik,
Menyediakan layanan pendukung yang
berkualitas (administrasi akademik,bantuan belajar peserta didik, unit sumber belajar
untuk layanan administrasi dan peserta didik, akses dan infrastruktur).
Fungsi
dasar media pembelajaran adalah menyampaikan pesan dalam proses komunikasi
antara pengajar dan yang diajar. Sebagai akibat dari aktifitas ini, peserta
didik pun merasakan benefit-nya karena telah belajar sesuatu.
2.2.1
Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut
Heinich, Molenda dan Russel (1996) ada enam jenis media pembelajaran yang bias digunakan,
yaitu:
a.
Media yang tidak diproyeksikan (model,
foto, gambar) Media yang diproyeksikan bisa dibagi kedalam dua jenis, yaitu dua
dimensi dan tiga dimensi. Bahan cetak seperti foto, gambar, poster tergolong
pada media proyeksi dua dimensi, sedangkan replica, model, dan simulator
tergolong kedalam yang tiga dimensi.
b.
Media yang diproyeksikan Penggunaan
media ini dengan cara diproyeksikan ke sebuah layar, biasanya berupa film dan
presentasi. Semua ilmu yang akan disampaikan diproyeksikan kedalam sebuah layar
dibantu tenaga pengajar yang menguasai ilmunya.
c.
Media audio Suara yang direkam kedalam
kaset, CD, atau DVD dan sifatnya bisa diputar berulang-ulang sebagai media
pembelajaran. Contohnya adalah listening dalam permatakuliahan Bahasa Inggris.
d.
Media video Perkembangan dari yang
tadinya hanya bisa mendengarkan, sekarang bisa juga melihat video atau gambar
bergeraknya diiringi suara.
e.
Komputer Bisa dibilang ini adalah media
tercanggih yang saat ini ada sebagai media pembelajaran, karena bisa mewakili keempat
media pembelajaran diatas.
f.
Multimedia berbasis computer. Kalau
komputer saja sudah canggih, dibantu dengan multimedia sebagai pelengkap
rasanya media pembelajaran yang ada saat ini sudah cukup bisa menggeser media
pembelajaran menggunakan metode lama. Seperti penggunaan animasi bergerak yang
membuat belajar yang lebih asik,interaktif, dan komunikatif.
Peran
media sangat penting sekali dalam pembelajaran. Berikut adalah peranan-peranan
penting media dalam pembelajaran:
Sarana komunikasi
Modul untuk belajar mandiri
Memperjelas pesan
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
tenaga
Mendapatkan semangat belajar
Belajar mandiri sesuai bakat dan
kemampuan peserta didik
Lebih menyenangkan
Ditambahkan
pula oleh Kemp dan Dayton (1985) kontribusi media pembelajaran dalam hidup manusia:
penyampaian pesan pembelajaran dapat
lebih terstandar
pembelajaran dapat lebih menarik
pembelajaran menjadi lebih interaktif
dengan menerapkan metode belajar
waktu pelaksanaan pembelajaran dapat
diperpendek
kualitas pembelajaran dapat ditingkat
proses pembelajaran dapat berlangsung
kapanpun dan dimanapun diperlukan
sikap positif peserta terhadap materi
pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. peran dosen berubah
kearah yang positif.
2.2.2
Media Pembelajaran
Populer untuk PJJ
1. Moodle
MOODLE adalah salah satu Learning
menagement system yang paling populer saat ini. Hampir setiap sekolah atau
perguruan tinggi, yang memanfaatkan E-Learning sebagai Media
pembelajaran/perkuliahan, menggunakan sistem Moodle ini.
Kelebihan
yang ditawarkan oleh Moodle, seperti mengatur dan mengelola hak akses user
(siswa/guru), membuat dan mengelola Courses (mata pelajaran), mengatur dan
mengelola Bahan ajar (resource), mengatur dan mengelola Aktivitas (Activity),
mengatur dan mengelola Nilai (Grades), menampilkan nilai (score) dan transkrip,
sampai membuat sertifikat ketuntasan untuk siswa, membuat semua sekolah, bahkan
guru berlomba-lomba membangun sistem ini di sekolahnya, baik yang langsung
terhubung ke Jaringan Internet, maupun yang berbasis Intranet (LAN).
2. Edmodo
EDMODO merupakan jejaring sosial yang berbasis pada lingkungan
sekolah (school based environment). Seperti halnya facebook, twitter,
plurk dan social network lainnya, edmodo juga digunakan untuk berinteraksi
dengan orang lain, namun edmodo di desain khusus untuk interaksi antara guru,
siswa dan orang tua baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Di Edmodo
3 jenis type yaitu sebagai Teacher, Student dan Parent. Jadi guru bisa
memberikan tugas, ulangan harian, materi pelajaran kemudian siswa bisa membaca materi,
bertanya kepada guru tentang materi yang belum dikuasainya, mengerjakan tugas
sedangkan orang tua bisa melihat hasil penilaian anaknya dan juga bisa melihat
aktifitas anaknya. Jadi selain pembelajaran di kelas secara offline, guru dan
siswa juga bisa melakukan kelas online di edmodo ini. Selain itu edmodo juga
media user friendly.
3. Yahoo Indonesia
Dalam
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, salah satu media yang bisa dijadikan
alternatif untuk penyampaian materi dan informasi dari pengajar ke peserta
didik adalah memanfaatkan fitur email dari Yahoo Indonesia.Selain bisa
mengirimkan materi yahoo juga bisa dimanfaatkan sebagai media untuk diskusi
antara pengajar dan pelajar, serta diskusi antar pelajar.
4.
Facebook
Siapa
yang tidak kenal dengan sosial media yang satu ini? Hampir semua orang yang
aktif di dunia maya pasti punya akun sosial media ciptaan Mark Zuckerberg ini.
Dari tujuan awal diciptakannya Facebook yang bisa menyatukan mereka dengan
teman-teman lama mereka, social media ini juga bisa dijadikan media
pembelajaran PJJ.Beberapa fitur-fitur facebook yang dapat di gunakan
sebagai media pembelajaran adalah :
b. Facebook note, fitur ini
bisa digunakan untuk membuat tulisan singkat atauhandout perkuliahan.
c. Fiture chating, fitur ini
bisa diginakan untuk mengobrol langsung dengan sesama pengguna facebook lainnya
yang telah menjadi teman, selain itu bisa menjadi media diskusi online
d. Facebook group, fitur ini
bisa digunakan untuk komunitas peserta didik, kajian-kajian keilmuan, study
club, dan mengontrol jumlah siswa/pebelajar yang mengikuti perkuliahaan atau
pembelajaran secara distance learning.
e. Facebook quiz, dalam fitur
atau fasilitas ini, bisa dioptimalkan oleh guru atau peserta didik untuk
latihan materi untuk evaluasi pembelajaran lewat quiz online yang interaktif.
f. Facebook share, fitur ini
bisa digunakan untuk men-share materi (tulisan singkat, link, gambar, video
dsb).
2.2.3 Pemilihan Media
Dapat dipastikan dalam pemilihan media
berdasarkan ke-7 kriteria pada topik 3 dimungkinkan ada kendala atau masalah
dalam implementasi-nya.Solusi atau saran dari kendala masing-masing kriteria
bila diterapkan dilihat dari fakta yang ada disekitar lingkungan saya:
1. Access
(aksesibilitas)
Untuk
solusi dan saran menurut pendapat saya untuk Access (aksesibilitas)
penyelenggara PJJ atau dosen harus mampu untuk mengkondisikan semua
siswa/mahasiswanya supaya memiliki media agar dapat menerima bahan ajar yang
akan disampaikan mungkin bisa dengan cara
ditanya satu persatu ataupun dengan cara dihubungi melalui hand phone
atapun media lainya agar bisa dipastiakan siwa/mahsiswa tersebut memiliki dan
tidaknya media untuk menerima bahan ajar tersebut. Sedangkan apabila ketersediaan
sarana yang mendukung pengembangan maupun penggunaan media tersebut terbatas
untuk solusinya mungkin penyelenggara PJJ tersebut harus mempertimbangkan
terlebih dahulu kalau memungkinkan Dosen/guru ataupun mahasiswa/siswanya mampu
membeli media tersebut apa salahnya kalau diaflikasikan system pengajaran PJJ
tersebut,apabila tidak mampu membeli lebih baik jangan dulu diaflikasikan
karena akan berdampak negative.
2. Costs (biaya)
Untuk
masalah Costs (biaya) untuk saran dan solusi dari saya institusi PJJ harus
mampu mencari peserta didiknya yang banyak untuk meminimalisir mahalnya biaya
dan bisa lebih terjangkau.
3. Teaching
and Learning (proses dosenan dan pembelajaran)
Dari
segi Teaching and Learning (proses dosenan dan pembelajaran) saran dan
solusinya mungkin intitusi PJJ baik Dosen/Guru harus selalu mengawasi dan
mgecek dalam penggunaan media sampai sejauh mana membantu proses pembelajaran
dan supaya tidak ada media yang nganggur tidak terpakai.mubajir.
4. Interactivity
(interaktifitas/komunikasi dua arah)
Mengenai Interactivity (interaktifitas/komunikasi dua
arah)saran dan solusinya penyelenggara harus tahu apakah peserta didik yang ada
bisa mengoperasikan media yang digunakan oleh penyelenggara. Karena
kendala-kendala teknis seperti ini umumnya menjadi salah satu permasalahan
dalam PJJ. Dan penyelenggara PJJ harus mempertimbangkan kesulitan-kesulitan
yang ada dalam komunikasi dua arah ini. Sejauh mana sebuah media mampu
memberikan komunikasi dua arah dengan memahaminya sehingga bisa terjadi proses
belajar mengajar.
5.
Organisational
Issues (permasalahan organisasi)
Dari
Sudut pandang Organisational Issues (permasalahan organisasi)
penyelenggara PJJ pasti akan menggunakan sebuah media dalam pembelajaran supaya
terselenggaranya PJJ ini,penyelenggara harus mendapatkan dukungan dari semua
unsur yang ada di organisasi tersebut. Karena sebuah media akan sia-sia jika
tidak ada yang bisa mengoperasikannya.
6. Novelty (kemutakhiran)
Novelty
(kemutakhiran) media yang digunakan dalam pembelajaran PJJ menurut saya sangat
penting sekali, jadi menurut saran saya intiusi PJJ harus mampu
mensosialisasikan sedimikian rupa baik dengan hiburan atapun hadiah atapun apa
itu supaya peserta didik untuk menyukai media tersebut dan termotivasi untuk
menggunaan media tersebut sehingga
mereka akan mempergunakan media tersebut untuk proses pembelajaran.
7. Speed (kecepatan)
Saran
dari saya untuk masalah Speed mungkin penyelenggara PJJ harus bisa memilih
media yang mempunyai kecepatan dalam penyampaian informasi .sehingga informasi akan
cepat tersampaikan kepada peserta didik PJJ ataupun pengajar PJJ itu sendiri.
BAB
III
KESIMPULAN
PJJ adalah sekumpulan metode pengajaran dimana
aktivitas dosennya dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Dan PJJ
berhasil mengubah paradigma pendidikan yang biasanya berpusat pada pengajar
dikarenakan peserta didik secara tidak sadar telah dilatih untuk mempelajari
suatu materi sendiri, Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode
pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media. Dengan demikian PJJ diharapkan
dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan dosen
yang berkualitas. Pada sistem pendidikan ini dosen dan peserta didik tidak
harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
Media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997)
sedangkan pebelajaran adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi
antara sumber belajar dengan siswa, jadi media pembelajaran adalah sebuah
alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam sebuah
proses komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.
Fungsi
dasar media pembelajaran adalah menyampaikan pesan dalam proses komunikasi
antara pengajar dan yang diajar. Sebagai akibat dari aktifitas ini, peserta
didik pun merasakan benefit-nya karena telah belajar sesuatu.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Junaidi. 2 Januari 2012. Pengertian
Media. Retrieved November 2012, from
·
PJJ Topik 1
·
PJJ Topik 2
·
PJJ Topik 3
·
PJJ Topik 4
·
PJJ Topik 5
Posting Komentar untuk "Tugas Akhir 1 PJJ Heri Heryadi"